Mendidik Anak "Spesial"

Anak spesial diperuntukkan Allah bagi orang tua yang spesial pula. Kesabaran, kasih sayang dan perhatian ekstra adalah kunci dalam memberikan pendidikan kepada mereka.

Memiliki anak yang sehat, cerdas, dan "sempurna" lahir batin adalah impian setiap orangtua. Namun tidak sedikit orang tua harus menghadapi kenyataan bahwa anaknya memiliki kekurangan baik dalam bidang pendengaran, kemampuan motorik, demikian biasanya mereka disebut.

Torey Hayden, pakar psikologi pendidikan dan pengajar anak-anak dengan kebutuhan khusus asal inggris yang juga dikenal sebagai pengarang ini mengungkapkan. jumlah anak dengan kebutuhan khusus diseluruh dunia tersebut bertambah. kondisi serupa diperkirakan juga terjadi di indonesia. Ia mencontohkan, diperkirakan penderita autisme di dunia mencapai satu dari 150 orang.

"Itu baru penderita autis saja, belum berbagai kekurangan lainnya. Berdasarkan penelitian diperkirakan jumlah anak dengan special needs, dan kriteria lain juga terus bertambah pesat, diduga terkait dengan gaya hudup kontaminasi berbagai polutan," ungkap Hayden yang sembilan bukunya telah diterjemahkan dalam bahasa indonesia itu.

Kesabaran Ekstra

Memiliki anak dengan kebutuhan khusus terkadang menekan orang tua. Bukan saja karena mereka membutuhkan perhatian yang khusus tetapi juga tekanan lingkunang yang kerap membuat orangtua stress. Lihat saja yang dialami seorang ibu yang memiliki anak dengan keterbelakangan mental.

"Terkadang saja hanya bisa meneteskan air mata melihat anak pertama saya mengalami retardasi mental seperti itu.Belum lagi kalau ia keluar rumah, saya harus mengawasi dengan ekstra ketat karena ia sering mengalami kejang dan kerap diejek anak-anak yang tidak mengenalnya."

Kesabaran dan perhatian ekstra memang harus dimiliki oleh orangtua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus ini. "Saat anak-anak seusianya sudah bisa berjalan atau malah berceloteh riang, kita harus menghadapi kenyataan bahwa buah hati kita tak sesuai dengan perkembangannya." terang juriana D. Agus Psi, seorang psikolog yang memiliki anak dengan cerebral palsy - kelumpuhan ganda karena kelainan pada otak. 

Kesabaran orangtua juga harus dibarengi dengan kerja keras dalam menerapi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Sekarang sudah banyak sekolah atau tempat-tempat terapi yang menghususkan diri untuk melatih anak-anak kebutuhan seperti cerebral palsy, autisme, Down syndrome, tuna netra dan sebagainya.

Selain itu, kesediaan dana juga harus diperhatikan. Karena mendidik anak dengan kebutuhan khusus memerlukan dana yang tidak sedikit. "sekali terapi saja menghabiskan dana sekitar 100 ribu rupiah. Belum lagi meluangkan waktu menemain mereka." terang yana yang juga dosen di Fakultas Olahraga UNJ ini.

Yang pasti, orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus adalah orang yang terpilih, terpilih dalam kesabaran dan ketabawah. " Ini yang harus ditekan bagi setiap orangtua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus. Allah tidak akan memberikan ujian kepada hambanya yang tidak mampu nenanggungnya.

0 komentar:

Posting Komentar